Rabu, 23 Mei 2012

makalah Doppler


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Selama masa kehamilan tentunya ibu selalu berharap yang terbaik untuk janin di dalam kandungan. Tak urung tiap kali melakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan, ibu akan bertanya-tanya bagaimana keadaan janin. 
Pemantauan janin tentunya tidak bisa dilakukan dengan kasat mata. Maka dari itu, biasanya pemantauan dilakukan dengan mendengarkan denyut jantungnya. Bukan hanya memantau apakah denyut jantung janin keras atau lemah, tetapi juga dilihat perubahan iramanya terutama saat terjadi kontraksi rahim. Ketika janin stress, denyut jantung yang tadinya berirama dan cepat bisa jadi tidak berirama dan melemah. Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui sejauh mana toleransi janin terhadap proses persalinan sehingga dokter atau bidan bisa memutuskan apakan perlu intervensi atau tidak. Sebagai informasi denyut jantung normal janin adalah 120-160 per menit dengan variabilitas 5-25 denyut per menit.

B.     Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan penulisan makalah ini adalah
1.      Mengetahui pengertian doppler
2.      Mengetahui sejarah perkembangan doppler
3.      Mengetahui aplikasi klinis
4.      Mengetahui diagnostik doppler







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Doppler
Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif.

B.     Sejarah Perkembangan Doppler
Prinsip doppler pertamakali diperkenalkan oleh Cristian Jhann Doppler dari Australia pada tahun 1842. Di bidang kedokteran penggunakaan tekhnik Doppler Ultrasound pertamakali dilakukan oleh Shigeo Satomura dan Yosuhara Nimura untuk mengetahui pergerakan katup jantung pada tahun 1955. Kato dan Izumi pada tahun 1966 adalah yang pertama menggunakan ociloscope pada penggunaan Doppler Ultrasound  sehingga pergerakan pembulauh darah dapat didokumentasikan.
Pada tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan penggunaan Doppler velocimetri di bidang kebidanan dengan menggambarkan tentang spektrum Doppler dari arteri umbilikalis. Sementara itu, di Barat penggunaann velocimetri  Doppler di bidang kebidanan baru dilakukan pada tahun1977. Pada awal penggunaan Doppler Ultrasound  difokuskan pada arteri umbilikalis, tetapi pada perkembangan selanjutnya banyak digunakan untuk pembuluh darah lainnya.
Sedangkan untuk fetal dopler sendiri  diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr Edward H.Hon, yakni sebuah Doppler monitor  janin atau Doppler monitor denyut jantung janin dengan transduser genggam ultrasound yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung dari janin. Edward menggunakan Efek Doppler untuk memberikan stimulasi terdengar dari detak jantung. Untuk perkembangan selanjutnya, alat ini  menampilkan denyut jantung janin per menit. Penggunaan alat ini dikenal sebagai auskultasi doppler.

C.    Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis dari Doppler yaitu:
1.      Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai reflektor yang bergerak.
2.      Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan menilai ritme denyut jantung bayi.

D.    Diagnostik Doppler
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.
Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada velocimetri Doppler maupun  USG. Untuk fetal Doppler,  agar bisa menangkap suara detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan ultrasound.   
Fetal  Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh stetoskop janin .  Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ. 
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik.
Alat ini ditemukan oleh Cristian Jhann Doppler dari Australia pada tahun 1842. Kato dan Izumi pada tahun 1966 adalah yang pertama menggunakan ociloscope pada penggunaan Doppler Ultrasound  sehingga pergerakan pembulauh darah dapat didokumentasikan. Tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan penggunaan Doppler velocimetri di bidang kebidanan dengan menggambarkan tentang spektrum Doppler dari arteri umbilikalis.
Aplikasi klinis dari Doppler adalah untuk mendeteksi dan mengukur keceptan aliran darah dan untuk menghitung jumlah dan  menilai ritme denyut jantung bayi.
Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah.


Makalah Tali Pusat


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Setiap kehidupan manusia dimulai dengan persekutuan dua sel tunggal yaitu satu sel telur (ovum) dan satu sel mani (sperma) yang membentuk satu sel tunggal yang disebut zygote. Sesaat setelah zygote terbentuk, zygote tersebut segera membelah diri dan berdiferensiasi dan selanjutnya bertumbuh menjadi manusia.
Dalam pertumbuhan menjadi manusia, terdapat satu periode pertumbuhan dan perkembangan janin yang didalamnya terdapat penghubung antara janin dan plasenta yang disebut sebagai tali pusat.
Di dalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua buah arteri umbilikalis yang mempunyai fungsi masing-masing.
B.    Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita smua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan dari penulisan ini adalah :
a.    Mengetahui  struktur tali pusat
b.    Mengetahui fungsi tali pusat
c.    Mengetahui sirkulatali pusat








BAB II
ISI

A.   Pengertian Tali Pusat
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
·         Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah plasenta.
·         Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.
·         Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan diameternya 1-2 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak, diserta dengan mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian apabila tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh darah khususnya pada saat persalinan.



B.   Struktur Tali Pusat
Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta, panjangnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada semua tempat. Di dalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua buah arteri umbilikalis.
Pembuluh-pembuluh darah biasanya lebih panjang daripada tali pusat, sehingga berkelok-kelok dan menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan disebut simpul palsu.
Tali pusat diliputi oleh amnion, yang sangat erat melekat, selain berisi arteri dan vena umbilikalis tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang disebut selei Wharton.
Seperti kita ketahui panjang rata-rata tali pusat adalah 50 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta. Tali pusat dianggap pendek jika kurang dari 40 cm. tidak ada kesepakatan yang spesifik yang menggambarkan tali pusat terlalu panjang, tapi ada kerugian dari tali pusat yang terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan disekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan, bahkan dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh darah, khususnya pada saat persalinan.
Insersi tali pusat pada plasenta biasanya ditengah (insersio sentralis), di pinggir plasenta (insersio marginalis) dan kadang-kadang pada plasenta, tetapi pada selaput janin, disebut insertio velamentosa.

C.   Fungsi Tali Pusat
Seperti yang dibahas pada struktur tali pusat bahwa tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta, maka fungsi dan aktivitas yang ada di plasenta yang dibutuhkan oleh janin untuk pertumbuhan, perkembangan, kelangsungan hidup janin, disalurkan oleh tali pusat agar bisa digunakan oleh janin. Misalnya transfer O2 dan nutrisi, begitupun sebaliknya, buangan dari janin dikirim kembali ke plasenta. Jadi fungsi tali pusat yaitu sebagai media.

D.   Sirkulasi Tali Pusat
Pembuluh darah tali pusat mengantar darah yang kaya akan nutrisi dari villi korealis dalam plasenta menuju jantung janin dan sebagainya akan mengembalikan darah yang tidak mengandung nutrisi menuju plasenta untuk kembali diperkaya dengan nutrisi kembali (rep lenishment).
Pembuluh darah tali pusat terdiri dari :
-          Satu pembuluh vena, dinding tipis dan lebar yang membawa kira-kira 85% darah kaya oksigen dari plasenta menuju janin.
-          Dua pembuluh arteri, dinding tebal dan sempit yang akan membawa darah yang kurang mengandung oksigen dari janin menuju plasenta.
Arteri dan vena umbilikalis akan lebih menyempit hingga akhirnya menjadi pembuluh kapiler pada plasenta dan akan beranastomose sehingga akan terjadi batas sirkulasi selanjutnya terjadi aliran balik dari janin ke plasenta selanjutnya kembali ke janin.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta, dan memiliki tiga pembuluh darah yaitu vena umbilikalis dan dua buah arteri umbilikalis yang masing-masing punya fungsi tersendiri.Fungsi tali pusat yaitu :
·         Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
·          Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.